Bangun,
Ketika jiwa diambang mimpi,
ketika detak waktu ditengah sepertiga malam terakhir.
Merangkak, diatas kaki letih, brusaha menarik jiwa yang t'tatih.
Dsini kami tercekat,
bisu,
hanya dentum sang penguasa yang menyesakan hati.
Ingin aku berteriak "HentikaN!!"
Tapi tak rongga udara menjerat suara.
Hanya air mata yang mampu bicara.
"Lihatlh kami, menatapmu bagai pedang penebas,, rasakan ini,
aroma anyir darah yang Menguak dari luka hati ini,, kami tak kuasa atas kehendak'mu.
Dilema.
Serba salah.
Tersudut tak tentu arah.
Air mata dan darah laksana samudra,
ketika pembela berjuang di depan luka.
Ketika aku bisa merasakan cinta dari seorang kakak yang kuImpikan.
Itulah Drama.
Rekayasa hipnotika jiwa.
Dan aku. .
Turut menjadi tokoh utama dalam kisah sebenarnya.
ApPlousE !!
Buat Drama spektakuler di muka Fajar, pagi ini
Ketika jiwa diambang mimpi,
ketika detak waktu ditengah sepertiga malam terakhir.
Merangkak, diatas kaki letih, brusaha menarik jiwa yang t'tatih.
Dsini kami tercekat,
bisu,
hanya dentum sang penguasa yang menyesakan hati.
Ingin aku berteriak "HentikaN!!"
Tapi tak rongga udara menjerat suara.
Hanya air mata yang mampu bicara.
"Lihatlh kami, menatapmu bagai pedang penebas,, rasakan ini,
aroma anyir darah yang Menguak dari luka hati ini,, kami tak kuasa atas kehendak'mu.
Dilema.
Serba salah.
Tersudut tak tentu arah.
Air mata dan darah laksana samudra,
ketika pembela berjuang di depan luka.
Ketika aku bisa merasakan cinta dari seorang kakak yang kuImpikan.
Itulah Drama.
Rekayasa hipnotika jiwa.
Dan aku. .
Turut menjadi tokoh utama dalam kisah sebenarnya.
ApPlousE !!
Buat Drama spektakuler di muka Fajar, pagi ini
(Pelantikan Dewan Ambalan 231011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar