Sabtu, 10 Maret 2012

Menyulut Api Cinta


Hampa. . .
Memandang bentang air mata yang terhalang,,
menyesak raga,,
seolah menjeratnya,,
menimbunnya,,
menyiksanya,,
mencengkeram,,
hingga jeritanku teredam.

Cinta itu memang padam,,
Namun baranya masih menyala dalam jiwa,,
membara mencipta lubang hitam,,
mencipta magnet dilema,,
seakan penyesalan berkerumun mengabur aura.

Sungguh. . .
Aku merindukan api cinta,,
yang menyulut mesra,,
menggeliat gemulai,,
kala angin asmara membelainya,,
menari rinai,,
kala udara ketulusan menisiknya.

Sungguh. . .
Dahagaku akan hangat cinta,,
inginku pada remas jemari asmara,,
rinduku pada puja hati yang dulu ada,,
dambaku. . .
Pada pelukan sayang yang dlu berselimut rindu,,
dan mauku,,
pada juring hangat bibirmu,,
yang dulu bertahta pada selumat madu.

Aku ingin itu,,
aku ingin hangat api cinta kembali menyulutku,,
aku ingin dirimu,,
kembali dalam pelukanku. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar