....
" Itu pinta terakhir sebelum aku mati.. " ucap seorang
lelaki dengan borgol mengunci kedua tangannya. Secercah cahaya obor
menerpa wajahnya yang tenang berwibawa.
" Jangan kira aku bodoh,
membiarkan tikus menyelinap !!" Gertak Gustav mengitari Graeten hingga
dentum langkahnya menggaung di penjara bawah tanah itu.
" Bukankah Istana Grasstone terlingkup sihir,, tak mungkin aku kabur dengan luka ini.."
Gustav memicingkan mata seraya mengitari sandranya...
"Baik! Tapi jika kau kabur, detik itu juga kau terima penggalan kepala anakmu!!"
" Ya... " ucap Graeten tersenyum,, " Aku tak akan mengorbankan Randy. . . "
* * *
" BraAaAaAAKk !!"
" AaaARrgghh . . !!!"
" Lari, , Ayah. . . " Ucap seseorang dari dalam ruangan tempat abdi dan sandra tadi masuk.
" BlaakK !!" Pintu terbuka,, masuklah Raja Potrezz terbelalak tak percaya. .
" Selamat Malam Tuan Potrezz,, " ucAp pemuda tampan seraya memalangkan tongkat Roseyx'nya.
" Randy. . . ??" ucap Raja Potrezz terpana,,
kepulan asap menenggelamkan senyum si Pemuda,, Hingga Raja Potrezz sadar,
hanya dia di ruangan itu,, dengan abdi tergeletak bersimbah darah, ,
dan sebuah borgol yang terbuka.
( Novel Kaysa, "The Secret of Sunset" #4, Dendam Sang Penyihir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar