Kubelai mesra jemarimu,,
namun sesuatu menggores nadiku,,
kukumu yang tajam mengukir guratan disana,,
kenapa..??
Kupandang lenteramu,,
dingin, Tercermin, terlukis
kunang bercahaya kemilau,,
mengganti lukisan usang
yang
dulu terpajang
disana.
Tapi itu bukan cahayaku,
Bukan diriku..
Aku masuk lebih dalam,
ku ketuk pintu hatimu,,
tapi tetap bergeming.
Bisu...
Hanya terdengar di balik sana,
deritan" pena.
ku ktuk skali lagi,
tapi tetap rapat, tertutup.
Aku resah,
aku gundah.
ku dobrak pntu'mu dengan paksa.
Sapuan kuas melukis tegas.
Sbentuk hati baru.
SEKETIKA!!
aku jatuh, aku terhempas
oleh lambaian tangan'mu..
aku terbakar oleh goresan lidahmu.
rapuh dalam masamu,
Terluka oleh lukisan darah yg kau toreh dengan cakar" mautmu.
Meneguk habis darahku.
Mrengguk nyawaku
dan
meremuk jiwaku...
Tiada lagi yang bisa kuperbuat, ,
usang, hina, , terlaknat. .
Sbaris saja kata, ,
yang mungkin dapat mewakili segalanya...
"selamat Tinggal,,
Penghianat Cinta... "
namun sesuatu menggores nadiku,,
kukumu yang tajam mengukir guratan disana,,
kenapa..??
Kupandang lenteramu,,
dingin, Tercermin, terlukis
kunang bercahaya kemilau,,
mengganti lukisan usang
yang
dulu terpajang
disana.
Tapi itu bukan cahayaku,
Bukan diriku..
Aku masuk lebih dalam,
ku ketuk pintu hatimu,,
tapi tetap bergeming.
Bisu...
Hanya terdengar di balik sana,
deritan" pena.
ku ktuk skali lagi,
tapi tetap rapat, tertutup.
Aku resah,
aku gundah.
ku dobrak pntu'mu dengan paksa.
Sapuan kuas melukis tegas.
Sbentuk hati baru.
SEKETIKA!!
aku jatuh, aku terhempas
oleh lambaian tangan'mu..
aku terbakar oleh goresan lidahmu.
rapuh dalam masamu,
Terluka oleh lukisan darah yg kau toreh dengan cakar" mautmu.
Meneguk habis darahku.
Mrengguk nyawaku
dan
meremuk jiwaku...
Tiada lagi yang bisa kuperbuat, ,
usang, hina, , terlaknat. .
Sbaris saja kata, ,
yang mungkin dapat mewakili segalanya...
"selamat Tinggal,,
Penghianat Cinta... "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar